ilustrasi |
MEDIAKUNEWS -- Dugaan aksi premanisme dari Orang Gak Diketahui (OTK) berbentuk pemalakan pada beberapa pengemudi angkutan di Jl Dr Ratulangi, as Rampoang, pastinya dapat mencoret citra Kota Palopo selaku Kota Impian dan Religius.
Kondisi ini jadi omongan banyak pengemudi lalui Sulawesi.
Untuk menepiskan citra jelek karena tingkah beberapa OTK ini, andil seluruh pihak baik dari warga, pemerintahan, namun juga faksi kepolisian untuk bekerja sama-sama menantang aksi premanisme jalan ini.
Kapolres Palopo AKBP Muhammad Yusuf Usman sendiri juga terasa benci sewaktu mengenal tersedianya narasi sesuai ini yang tersebar di Rampoang.
Perwira paling tinggi di Polres Palopo ini bahkan juga memerintah barisannya buat lekas cari serta tangkap beberapa pelaksana yang bertindak pemalakan pada beberapa pengemudi.
"Saya tanamkan kembali pada banyak pelaksana yang membuat beberapa pengemudi mobil tak tenang, akan saya tindak keras semua wujud pekerjaan premanisme di daerah hukum Kota Palopo apa saja memiliki bentuk. Manalagi manfaatkan situasi yang tengah susah seperti sekarang ini, jembatan Rampoang mediator jalan Trans Sulawesi putus serta kendaraan berderet buat melintasi di jembatan kritis. Saya peringatkan kembali, dalam kurun waktu masa 20 hari di depan kami dari Polres Palopo akan juga mengerjakan Operasi Pekat (Penyakit Penduduk) dan satu diantara tujuan operasinya merupakan wujud premanisme/pemalakan di jalan," berani perwira dua bunga melati di bahu yang diketahui senang safari Sholat Subuh ke beberapa masjid di Kota Palopo.
Lanjut kata Kapolres Palopo, tidak hanya laporan dan info dari anggotanya saja berkaitan pemalakan di as Rampoang. Dia pernah juga dengar langsung rintihan dari beberapa rekanan karirnya yang lagi lewat di lajur itu, dengan mengeluh tersedianya aksi pemalakan.
"Masalah curhatan hati beberapa pengemudi yang mengakui di palak itu, peristiwa sama saya dihadapi kawan saya yang berbagi sama dengan curhatan hati pengemudi mobil yang ditodong oleh OTK . Maka anggota telah saya diminta lakukan pengawasan di sejauh as Jl DR Ratulangi khususnya di as Rampoang jika ada yang bisa terbuktikan bertindak premanisme, langsung tangkap. Mesti ada diamankan," tegasnya.
Diberitakan awal kalinya, masa runtuhnya jembatan tetap Sungai Pikung di Kelurahan Rampoang, Kecamatan Bara, Kota Palopo pada (14/10/2022) bulan kemarin, serta sekarang ditukar dengan jembatan krisis dengan limitasi tonase maksimum 15 ton, beberapa kasus tampil, dimulai dari berlangsungnya deretan kendaraan saat pukul pastilah seperti pagi mulai kira-kira waktu 07:00 Wita dan sore kira-kira jam 16:30 Wita.
Selain itu persoalan yang lain memprihatinkan dan sedih, yaitu berlangsungnya pemalakan ke beberapa pengemudi oleh serangkaian OTK di banyak titik tempat sisi Selatan kira-kira 200 mtr. sebelumnya jembatan krisis.
Berdasarkan tinjauan langsung di area serta sejumlah pernyataan pengemudi yang ingin melintasi di jembatan genting momen pemalakan yang sedang dilakukan oleh OTK, itu seringkali terjadi mulai kira-kira larut malam sampai pagi hari.
Tindakan premanisme ini bukanlah cuma sekali terjadi atau atau cuman dirasakan oleh satu supir saja. Tapi terlalu sering terjadi serta banyak pengemudi yang menyatakan sudah jadi korban pemalakan oleh OTK itu.
"Tabe pak telah saya bayar ada di belakang sana barusan, yang dekat SD (Sekolah Dasar) berada di belakang sana. Barusan saya dipalang harus bayar Rp50 ribu baru dapat melalui," kata pengemudi enam roda ingin melintasi di jembatan krisis kira-kira waktu 02:00 Wita pagi hari barusan sambil share ke penduduk yang mengontrol dari sana.(Red)